Romantisme Pagi
8/02/2009 05:10:00 AM | Author: Unknown
gMasih terekam jelas dalam ingatanku apa yang kulakukan beberapa jam yang lalu. Aku melayang bersama kilatan cahaya hipnotis. Dari tabung yang satu ke tabung yang lain. Ia membawa emosiku, nafsuku, adrenalinku, hingga saraf-sarafku menegang kencang.

Satu hiburan dari banyak hiburan-hiburan yang lain. Satu jam, dua jam, tiga jam. Tidak juga segera berakhir, tertahan oleh ego dan emosi yang meletup-letup karena berulangkali gagal memuaskan diri. Seringkali bahkan dengan kemarahan dan ketidakpuasan tanpa akhir.

Akhirnya dia menyerah juga, melawan kelopak matanya yang
kalah. Tapi psywarnya membuatku terlalu banyak mengumpat. Hati kecilku sungguh tak rela mengakhirinya dengan kekalahan tajam.

Setelah beberapa saat, baru nuraniku tersadar untuk kewajiban yang memang sengaja kutunda. kutunda lagi dan lagi. Kewajiban yang hatiku belum juga mengadopsinya menjadi kebutuhan yang seharusnya primer, jadi sekunder atau tersier, semoga saja tidak bertambah kabur ke fortier atau fivier..

Berikutnya kembali terdiam memejam, terlelap dalam gelap.

Dan akhirnya,pagiku datang tanpa kuundang, tiba- tiba saja dia datang. Memelukku dengan kasar, menciumku sekenanya, dan menamparku dengan cahayanya. Membuatku ingin menangis karena sakit. Sakit hati yang berulang dan berulang karena dia merampas malam-malamku dan tragisnya merampas kemesraanku dengan Dia. Dia yang kusebut nama-Nya sebelum aku tidur..

Berulang dan berulang, dalam romantisme pagiku...